Jakarta - Sebelum melakukan penyergapan rumah terduga teroris yang terletak di Bintara, Bekasi Barat. Densus 88 antiteror Mabes Polri sudah mengintai rumah tersebut selama 1 minggu.
Saat masa pengintaian, Densus 88 mengaku ingin menyewa tanah seorang warga untuk didirikan tower BTS operator. Densus yang mengintai tersebut berjumlah 3 orang.
"Saya juga sempat ngobrol sama mereka, tapi kita tidak curiga kalau mereka itu Densus," jelas Ketua RT 8/ RW 8, Herdono saat ditemui wartawan di Jl Pondok Cipta Raya, Blok E, Bintara, Bekasi Barat, Sabtu (8/10/2011).
Menurut Herdono, anggota Densus tersebut kerap berbaur bersama warga di sebuah warung kopi. Letak warung kopi itu, sekitar 50 meter dari lokasi penyergapan.
"Iya, mereka juga sering nongkrong untuk di warkop. Sama warga-warga juga mereka ngobrol sambil ngopi bareng," jelasnya.
Mimi, pemilik warung kopi tersebut, mengaku terkejut ketika mengetahui kalau orang-orang yang biasa minum kopi di warungnya adalah anggota Densus 88. Usai melakukan penyergapan, anggota tersebut pamit kepada Mimi dan mengaku kalau diri mereka adalah anggota Densus 88.
"Iya, mereka tadi pagi ngaku kalau mereka itu Polisi. Saya kan malu, biasa kita ngobrol disini blak-blakan," ucap Bu Mimi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar